**Masih sibuk, enggak sempat nulis**

CARA MERUJUK PADA KARYA ILMIAH

Menindak lanjuti postingan saya sbelumnya yaitu cara menulis daftar rujukan, pada postingan kali ini akan saya uraikan bagaimana cara merujuk pada karya ilmiah yang benar yaitu:
1.    Merujuk dilakukan dengan menyebutkan nama penulis dengan tahun, dan nomor halaman (khusus bahan cetak), nomor halaman disebutkan atau tidak tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah.
2.    Jika penulisnya terdiri dari seorang maka dilakukan dengan menggunakan nama akhir.
3.    Jika penulisnya terdiri dari dua orang maka dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut.
4.    Jika penulisnya lebih dari dua orang maka penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari penulis pertama tersebut diikuti dengan dkk.
5.    Jika nama penulis tidak disebutkan maka yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan atau nama koran.
6.    Untuk karya terjemahan perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya, tahun yang disebutkan tahun karya asli atau tahun terjemahan tetapi harus konsisten.
7.    Rujukan dari dua sumber atau lebih yang yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai pemisahnya.
8.    Pada kutipan langsung yang kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan “tanda kutip” sebagai pemisah yang terpadu dalam teks utama (lihat contoh 1A), jika ada tanda kutip dalam kutipan maka ditulis dengan ‘kutip tunggal’ (lihat contoh 1B).
9.    Pada kutipan langsung yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dengan teks yang mendahuluinya, ditulis dengan 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan dan diketik dengan spasi tunggal.
10.    Jika ada sebagian kata dihilangkan atau dibuang maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik  (lihat contoh 2A), sedangkan jika ada kalimat yang dibuang maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik (lihat contoh 2B).
11.    Pada kutipan tak langsung atau bahasa dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri, ditulis terpadu dengan teks tanpa tanda kutip. Nama penulis boleh terpadu dalam teks (lihat contoh 3A) atau nama penulis disebut dalam kurung beserta tahun dan halaman (lihat contoh 3B).

Contoh 1A:
Ayres dkk (2006:18) berpendapat bahwa “suatu persamaan disebut persamaan linier dalam variabel takdiketahui apabila derajat tertinggi dari variabel itu didalam persamaan tersebut adalah satu”
Contoh 1B:
Disimpulkan bahwa “terdapat kecendrungan semakin banyak ‘campur tangan’ pemimpin perusahaan maka semakin rendah tingkat partisipasi karyaman didaerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101).
Contoh 2A:
“Mengendalikan disiplin dapat dilakukan melalui distribusi imbalan dan hukuman yang sesuai ... yaitu pujian dan celaan” (Russell, 1993:40).
Contoh 2B:
Purwanto (2010:88) berpendapat bahwa “belajar tidak sama dengan menghafal, hafal atau ingat sesuatu belum menjamin bahwa dengan demikuian orang tersebut sudah belajar dalam arti sebenarnya .... belajar yang sebenarnya adalah menyediakan pengalaman-pengalaman untuk menghadapi soal-soal di masa depan”.

Contoh 3A:
Sugiyono (2010:24) menyatakan penelitian kuantitatif menggunakan sampel besar sedangkan penelitian kualitatif menggunakan sampel kecil.
Contoh 3B:
Penelitian kuantitatif menggunakan sampel besar sedangkan penelitian kualitatif menggunakan sampel kecil (Sugiyono, 2010:24)

Demikian, semoga bermanfaat. Mohon beri sumbang saran yang membangun.

Daftar Pustaka:
Saukah, A., Rofi’uddin, A., Susilo, H., Hasan, A.S.K., Degeng, I.N.S., Sukaryana, I.W., Safi’ie, I. & Ibnu, S. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian Edisi Keempat. Malang: Biro Administrasi, Perencanaan & Sistem Informasi dan penerbit Universitas Negeri Malang. Halaman 68-70

BACA ARTIKEL LAINYA

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan cuma baca, sampaikan kripik dan sarapan anda melalui komentar.

Semoga dapat beranfaat bagi anda semua, AMIN